Bangunan Piramida Yonaguni di Jepang Hingga Saat Ini Belum Bisa di Jelaskan Secara Sains
Jakarta - Yonaguni bangunan bawah laut yang menimbulkan banyak perdebatan.
Piramida Yonaguni yang berada di bawah laut Jepang yang menyimpan
misterinya yang belum terpecahkan.
Ditemukan pada tahun 1986 oleh instruktur diving bernama Kihachiro
Aratake, hingga saat ini para ahli masih meneliti apakah piramida ini
terbentuk secara alami atau buatan manusia.
Formasi Piramida Yonaguni berbentuk persegi panjang dengan sudut 90 derajat dengan dinding lurus dan bertingkat.
Banyak peneliti berpendapat bahwa Piramida Yonaguni dibangun ketika
daerah tersebut berada di atas permukaan laut sekira 10 ribu tahun yang
lalu. Namun tidak semuanya berpendapat sama.
Masaaki Kimura, seorang ahli geologi kelautan di Universitas Ryukyus di
Jepang telah menyelam lebih dari 100 kali ke situs ini selama 20 tahun
terakhir hanya untuk mengukur formasinya. Ia yakin bahwa ini adalah
sisa-sisa sebuah kota yang tenggelam akibat gempa bumi.
Masaaki Kimura mengidentifikasi 10 struktur Yonaguni dan lima struktur
terkait di pulau utama kinawa, dengan reruntuhan mencakup location
seluas 300 meter x 150 meter.
"Saya pikir sangat sulit untuk menjelaskan asal-usul mereka sebagai hal
yang alami, karena sejumlah besar bukti pengaruh manusia ada pada
struktur," ujar Kimura dikutip The Sun, Sabtu (5/6/ 2021).
Peneliti ini mengatakan bahwa Piramida Yonaguni merupakan struktur besar
yang tampak rumit, monolitik, dan piramida yang terdapat di kedalaman
25 meter. Ia menyebut piramida tersebut seperti berasal dari benua Asia,
karena piramida tersebut menyerupai raja Okinawa kuno.
Ia juga menunjukkan bukti lain yang menegaskan bahwa itu buatan manusia,
yaitu dua lubang bulat dan jalan lurus, lubang kecil yang ditafsirkan
sebagai upaya untuk memisahkan bagian batu.
Berbeda dengan Masaaki Kimura, profesor ilmu dan matematika dari
Universitas Boston, Dr Robert M. Schoch mengatakan bahwa Piramida
Yonaguni terbentuk secara alami.
"Saya tidak yakin bahwa beberapa fitur utama atau struktur adalah buatan
manusia, tetapi itu semua alami," tulisnya dalam buku Voices of the
Rocks.
Meski demikian, Schoch tak menampik kemungkinan monumen ini dibuat oleh
manusia. "Kami juga harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa Monumen
Yonaguni secara essential adalah struktur alam yang digunakan,
ditingkatkan dan dimodifikasi oleh manusia di zaman kuno,"tutupnya.
Komentar
Posting Komentar