Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

Penelitian Dikagetkan Oleh Hewan Aneh dibawah Laut yang Makan Bangkai Aligator Sampai Habis

Texas -  Ketika hewan besar mati di laut, bangkainya akan turun ke dasar laut dan jadi santapan penghuni di sana. Namun, apa jadinya jika bangkai tersebut adalah aligator, yang notabene punya kulit keras dan bukan makhluk yang hidup di laut? Aligator sendiri umumnya hidup di pesisir negara bagian Texas hingga Carolina Selatan, AS. Mereka biasanya enggak berenang sampai ke laut. Namun, ketika mati, bangkainya bisa terbawa hingga ke air asin dan tenggelam ke laut dalam. Tertarik dengan nasib bangkai aligator yang tenggelam di lautan, sekelompok peneliti AS melakukan eksperimen pada 2019 lalu. Mereka menaruh tiga bangkai aligator Amerika di dasar Teluk Meksiko, dengan kedalaman mencapai 6.600 kaki. Peneliti menjelaskan, eksperimen ini memungkinkan mereka menemukan spesies unik yang mungkin belum pernah ditemukan sebelumnya. Sebab, ketika hewan bertubuh besar tenggelam di laut, bangkainya akan menarik perhatian hewan laut di sekitarnya-- termasuk hewan-hewan yang enggak pernah dilihat ma

Akibat Pemanasan Global, Membuat Suhu Diatas 50 Derajat Celcius Akan Sering Terjadi

Jakarta -  Dengan keadaan seluruh dunia menghangat, suhu ekstrem menjadi lebih mungkin terjadi. Ini terlihat dari jumlah hari dengan suhu di atas 50 derajat Celcius yang meningkat di setiap dekade sejak tahun 1980. Efek perubahan iklim yang semakin menjadi-jadi bukan hanya dapat mematikan manusia dan alam, namun juga menyebabkan masalah besar pada ekosistem lain, seperti bangunan dan jalan. Dikutip BBC , antara tahun 1980 dan 2009 rata-rata suhu melewati 50 derajat Celsius sekitar 14 hari setahun. Namun, jumlahnya meningkat menjadi 26 hari dalam setahun antara 2010 dan 2019. Bahkan pada periode yang sama, suhu di atas 45 derajat Celsius rata-rata terjadi dua minggu dalam setahun. "Peningkatannya bisa 100 persen dikaitkan dengan pembakaran bahan bakar fosil," kata Dr Friederike Otto, direktur asosiasi Institut Perubahan Lingkungan di Universitas Oxford. Akan Merembes ke Tempat Lain Suhu 50 derajat Celsius utamanya terjadi di kawasan Timur Tengah dan Teluk. Para ilmuwan telah m

Indonesia Memiliki Kupu-kupu Paling Kejam Didunia, Mengisap Tubuh Mangsanya Hidup-hidup

Jakarta -  Tidak semua ulat tumbuh menjadi kupu-kupu yang indah. Beberapa di antaranya justru hidup menjadi kupu-kupu yang kejam, mereka merobek punggung ulat untuk mengisap cairan di dalamnya demi menarik perhatian betina. Baru-baru ini, para ilmuwan melaporkan bukti pertama kupu-kupu mengisap tubuh ulat mati, bahkan hidup-hidup. Peristiwa itu terjadi ketika mereka mengamati kupu-kupu Milkweed dewasa di Sulawesi Utara, Indonesia. Menurut peneliti, kupu-kupu milkweed menggunakan cakar kecil di kakinya untuk merobek tubuh ulat sehingga mereka bisa menjilat cairan yang keluar. Kupu-kupu jantan mencari senyawa tertentu yang dihasilkan oleh milkweed-- tanaman berbunga dalam keluarga Apocynaceae--, untuk membantu mereka menghasilkan feromon agar menarik perhatian betina. Karena ulat memiliki senyawa tersebut berkat kesukaannya mengunyah bunga, mereka menjadi sasaran empuk bagi kupu-kupu yang ingin meningkatkan daya tariknya secara kimiawi terhadap betina. "Larva ular akan meliukkan t

Beberapa Fakta Tentang Hiu Purbakala Megalodon Raksasa yang Membuat Anda Terkagum

Jakarta -  Hiu prasejarah Megalodon hidup antara 20 juta hingga 3,6 juta tahun lalu atau selama periode Miosen sampai Pliosen. Menurut Nature Museum, hiu purba ini memiliki ukuran yang sangat besar mencapai 18 meter, menjadikannya salah satu ikan terbesar yang pernah hidup di lautan. Sebagai perbandingan, hiu putih modern hanya sepertiga panjang megalodon atau sekitar 4 sampai 6 meter. Gigi hiu yang telah punah itu telah ditemukan di seluruh dunia, di setiap benua kecuali Antartika. Ini memberikan gambaran kepada kita bahwa mereka mendominasi hampir seluruh samudera. Namun, ukurannya yang besar bukan satu-satunya keistimewaan yang dimiliki megalodon. Berikut tujuh fakta mencengangkan Megalodon yang bisa bikin kamu terkejut. Sisa fosil megalodon pernah dikira lidah naga Menurut Encyclopaedia Britannica, sebelum peneliti menghubungkan gigi megalodon dan gigi hiu contemporary, mereka mengira batu runcing yang ditemukan adalah ujung lidah naga. Sementara menurut Smithsonian Publication,