Korea Utara Mengalami Krisis Pangan Membuat Harga 1 Kg Pisang Seharga Rp 650.000, Berikut Beberapa Penyebabnya!

Jakarta Presiden Korea Utara, Kim Jong-un secara resmi mengakui bahwa negaranya tengah menghadapi krisis pangan. "Situasi rakyat sekarang semakin susah," kata Kim dalam sebuah rapat sebagaimana dikutip BBC.

Kim mengatakan, sektor pertanian Korea Utara gagal memenuhi kecukupan gandum karena bencana topan tahun lalu yang menyebabkan banjir besar. Ada laporan harga makanan melonjak tinggi, seperti harga satu kg pisang yang dibandrol 45 dolar atau setara Rp 650 ribu.

Krisis pangan diperparah dengan kebijakan Korea Utara yang memilih memperketat penguncian untuk menekan penyebaran infection corona. Akibatnya, perdagangan dengan China menurun drastis. Korea Utara diketahui sangat bergantung pada China untuk makanan, pupuk, dan bahan bakar.

Korea Utara juga tengah berjuang di bawah sanksi internasional akibat program nuklir yang mereka jalankan. Solusinya, para pejabat setempat telah mengusulkan untuk melakukan diplomasi dengan AS dan Korea Selatan kendati belum ada rincian lebih lanjut.

April 2021, Kim pernah memberikan pengakuan tentang negaranya yang sedang menghadapi kesulitan. The Harduous March adalah istilah yang digunakan para pejabat Korut untuk menyerukan perjuangan mereka selama kelaparan 1990-an, ketika Uni Soviet jatuh dan meninggalkan Korut tanpa bantuan berarti.

Belum diketahui berapa korban jiwa warga Korut tatkala kelaparan melanda, diperkirakan 3 juta orang yang meninggal dunia.

Pengakuan Kim ihwal negaranya yang kekurangan pangan adalah hal yang tidak biasa. Masalahnya, ketika kim mengganti ayahnya menjadi presiden Korut, ia menjanjikan kehidupan yang lebih layak kepada warganya.

Dia mengatakan, setiap warga akan punya daging dan akses ke listrik. Ironisnya, janji Kim belum terjadi hingga saat ini.

Kim berdalih, rencananya gagal karena pandemi infection corona dan ini juga terjadi di seluruh dunia yang juga menerapkan lockdown. Dia menyebut bahwa COVID-19 merupakan perang yang berkepanjangan. Ini artinya, Korut tidak akan membuka pembatasan dalam waktu dekat.

Inilah yang membuat Korut mengalami krisis pangan karena pembatasan telah mencegah beberapa pasokan makanan dan obat-obatan masuk.

Pyongyang selalu ingin berdiri sendiri. Ini membuat mereka menutup diri dari dunia luar, sehingga tidak mungkin untuk meminta bantuan dari negara lain. Jika Korut terus menolak bantuan internasional, mungkin krisis kelaparan akan terjadi di sana.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertemuan Anies dan AHY Dinilai Adanya Membuka Peluang Untuk Berkoalisi di Pilpres 2024

Parah Peneliti Menemukan CO2 Padat di Bulan dan Berpotensi Manusia Bisa Tinggal Lama di Sana

Penelitian Dikagetkan Oleh Hewan Aneh dibawah Laut yang Makan Bangkai Aligator Sampai Habis